milenialnews.web.id merupakan portal yang dihadirkan untuk melengkapi kebutuhan informasimasyarakat

Search This Blog

Datuk Ishak Masih Mahir Berbahasa Jambi - Tribun Jambi

Dermawan dan rendah hati. Hartawan namun tidak sombong. Begitulah sosok Datuk Ishak bin Abdul Aziz di mata masyarakat Desa Teluk, Kecamatan Pemayung. Nama warga Malaysia itu begitu harum dan tenar di desa yang berada di pinggir Sungai Batanghari itu dan di desa-desa sekitarnya.
ABDUL Aziz merupakan seorang anggota parlemen di Negara Malasya. Pria berbadan besar dan tinggi itu menjadi salah seorang seorang pemimpin di Partai Umno, sebuah partai besar di negara yang sering konflik dengan Republik Indonesia itu.

Namun siapa sangka, orang tenar dan berpengaruh di Malaysia itu ternyata punya pertalian dara yang sangat kental dengan Indonesia, khususnya Provinsi Jambi. Ayahnya lahir, tumbuh dan besar Jambi pada zaman penjajahan Hindia Belanda.

"Ayahnya yang bernama Datuk Abdul Aziz itu tangan kanan Sultan Thaha, pemimpin Kerajaan Jambi,” kata Sayuti, Kepala Desa Olak Rambahan, yang masih punya pertalian darah dengan Datuk Ishak. Namun sebelum Indonesia merdeka, sambungnya, Abdul Aziz sudah bermukim dan menetap di negeri Jiran itu.

Ishak lahir dan besar di Malaysia, dan akhirnya memilih berkarir di negara bekas jajahan Inggris itu. Anak-anaknya juga semua tinggal di sana. Namun ada hal besar yang sangat dibanggakan masyarakat dusun tempat lahir ayahnya, yang jarang ditemui pada diri orang lain, yaitu Ishak tak lupa tanah leluhurnya.

"Beliau sangat sering datang dan berkunjung ke dusun. Kalau datang juga dia tidak sendirian, tapi selalu membawa Istri dan anak-anaknya. Datuk itu mungkin mengajarkan supaya anak-anaknya juga tak lupa dengan tanah leluhurnya, meskipun mereka sudah menjadi warga negara Malaysia,” ujar Kepala Desa Teluk Arifa’i kepada Tribun, Senin (28/2).

Terakhir kali, Datuk Ishak bersama keluarganya datang ke desa Teluk tahun 2009 silam. Seperti biasanya, setiap kali datang selalu memberikan  saweran’ kepada warga desa yang datang berkumpul di masjid atau di keluarganya. Mulai dari anak-anak hingga orang tua, semuanya mendapat jatah rupiah.

"Datuk tak memandang siapa yang datang itu, pokoknya semuanya dibagi uang. Kalau yang kecil dikasih Rp 20 ribu, yang sudah dewasa diberi Rp 100 ribu. Semuanya dapat, tidak ada yang tidak kebagian,” kata pria yang sudah mulai beruban itu seraya menambahkan Ishak sudah belasan kali pulang kampung.

Selain memberikan uang kepada masyakarat, ia juga selalu memberikan bantuan untuk mendirikan masjid yang ada di kampung halamannya itu. Masjid yang kini berdiri megah di perkampungan itu pembangunannya menelan dana tak kurang dari satu miliar rupiah. Sebagian besar dananya, katanya, berasal dari pria yang punya lima orang anak itu.

Setiap kali mengunjungi desanya, Ishak selalu menyempatkan diri untuk berpidato di hadapan warga yang masih saling bertalian darah itu.  Pidatonya selalu menggetarkan, seperti pidato Presiden Sukarno yang sering ditampilkan di televisi. Orang yang datang pasti salut dan bergetar hatinya mendengarkan pidatonya,” kata Ismal, seorang pemuda desa itu yang selalu menemui Ishak saat pulang kampung.

Kata-kata yang keluar dari mulutnya disebutnya akan menjadi kata-kata yang mampu merangsang orang yang mendengarnya agar bisa berpikir lebih maju dan bercita-cita yang tinggi.  Pidatonya dalam bahasa Jambi. Datuk Ishak masih mahir Bahasa Jambi, tapi logatnya memang sudah logat melayu,” ungkapnya.

Sayuti juga menyebut Datuk Ishak selalu menggunakan Bahasa Jambi ketika bertemu dengan orang Jambi dimana pun, termasuk ketika bertemu di Malaysia. Hal itu dirasakannya langsung ketika dua tahun lalu berkunjung ke rumahnya yang megah di sebuah kota besar di Johor, Malaysia.

"Saya disambut dengan sangat ramah. Bukan pembantu yang disuruhnya menjemput saya di Bandara, tapi anaknya langsung yang disuruhnya,” kata Sayuti tersenyum. Ketika sudah sampai di rumah, Ishak juga menyambutnya dengan ramah,  Dan saya diajak mengobrol dengan bahasa Jambi,” katanya.

Kesalehan hidup seorang terpandang di negeri menara kembar itu, menurutnya sudah jarang ditemui pada diri orang-orang sukses saat ini. Banyak orang-orang yang sudah berhasil menjadi lain tatakrama kehidupannya.  Sekalipun sudah menjadi  warga Malaysia, rasa cintanya kepada Jambi tidak luntur, bisa dilihat dari cara bicaranya itu dan kesediaannya pulang kampung,” ungkapnya. (Suang Sitanggang)
http://jambi.tribunnews.com/2011/03/02/datuk-ishak-masih-mahir-berbahasa-jambi 

0 Comment for "Datuk Ishak Masih Mahir Berbahasa Jambi - Tribun Jambi"

Back To Top