milenialnews.web.id merupakan portal yang dihadirkan untuk melengkapi kebutuhan informasimasyarakat

Search This Blog

Ada yang Belum Sempat Kutanyakan


TERAKHIR kali kubertemu dengannya sekitar setahun yang lalu. Ia begitu tegar menghadapi kehidupan. Seorang diri menghidupi keluarganya. Seorang perempuan yang telah ditinggal mati oleh suaminya.


Aku melihat sebuah kekuatan yang dahsyat dalam dirinya. Aku nggak yakin kekuatan sebesar itu ada dalam diriku. Kekuatan menghadapi segala aral melintang dalam kehidupan. Ketabahan menerima cobaan dan bangkit dari keterpurukan hidup yang kerap diterimanya.

Seorang perempuan itu menghidupi anak-anaknya dengan cucuran keringat yang diteteskannya setiap hari. Ia bukan seorang yang berpendidikan, tapi semangatnya memberikan pendidikan yang tinggi bagi anak-anaknya membuatku merasa haru yang mendalam. 

Betapa cintanya ia pada anaknya. Ya, ternyata cinta tiada batas yang diberikannya, dan itulah alasannya memperjuangkan anaknya.

Namun, ada satu hal yang belum sempat kutanyakan padanya. Dari mana ia mendapatkan cinta itu? Siapa gerangan yang menuntunnya menyerahkan cinta tanpa batas itu?

Sesaat kupandangi bola matanya. Aku terkagum dan semakin takjub. Pancaran cahayanya menyinari setiap bola mata yang memandangnya, memberikan semangat hidup. Sinar matanya mengajari arti sebuah perjuangan hidup, tentang arti kehidupan yang sesungguhnya.

“Dunia ini bukan tempat untuk para pecundang,” mungkin itu yang ingin disampaikannya lewat cahaya yang selalu keluar dari matanya itu. Entahlah, tapi aku merasa demikian, dan pancaran cahaya itu terlalu dahsyat mengguncang jiwaku, merobohkan semangat egoisme yang berkibar terlalu lama dalam sanubariku.

Aku terus terdiam, dan tak mampu mengucapkan apa pun kepadanya. Pun tak mampu aku melempar bahasa isyarat penganti sejuta bahasa yang ingin kusampaikan. Aku sudah cukup tersihir olehnya.

Kutundukkan kepalaku, mencoba menerawang jejak-jejak kakinya. Terlalu jauh aku berpikir, hingga tak bisa kubentuk sebuah imaginasi tentang hidupnya. Kini yang malah melang melintang didalam sebuah otak yang terlalu kecil ini adalah jejak langkahku selama belasan tahun.

Tidak. Aku mencoba melupakannya. Kugeleng-gelengkan kepalaku. Tak kusadari, ada sebutir air mata yang menetes, meyentuh ibu jari kakiku, lalu buyar menyusup ke tanah gersang yang sedang kuinjak. Butiran yang sama menetes lagi. Kupenjamkan mataku, agar tidak bertambah yang menetes. Namun aku gagal. Butiran bernama air mata itu terus menetes. 

“Aku minta maaf,” kataku dalam hati. Tidak ada yang mampu kuungkapkan, tidak ada pula yang mampu kutanyakan padanya. Aku hanya diam, dan berharap besok ada keberanianku untuk bertanya semua yang belum sempat kutanyakan hari ini. 

Jambi, 7 Juli 2011
Labels: cerpen, cinta

Thanks for reading Ada yang Belum Sempat Kutanyakan. Please share...!

0 Comment for "Ada yang Belum Sempat Kutanyakan"

Back To Top