milenialnews.web.id merupakan portal yang dihadirkan untuk melengkapi kebutuhan informasimasyarakat

Search This Blog

Debu Untuk Rakyat, Dolar Untuk Pengusaha

Oleh Suang Sitanggang, jurnalis muda yang masih belajar

HAMPIR setiap hari aku menyaksikan sebuah bentuk penjajahan secara tidak langsung kepada rakyat di negeri ini, terutama kepada masyrakat Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Setiap hari masyarakat Batanghari, terutama yang tinggal di pinggir jalan lintas merasakan penderitaan, yang entah mereka sadari atau tidak.

Kabupaten Batanghari merupakan kota lintas. Tiap hari ribuan angkutan barang dan angkutan umum melintas di daerah ini. Kebanyakan angkutan barang, yang datang dari berbagai daerah. Di dalam angkutan itu terdapat berbagai jenis barang yang nilainya jutaan bahkan mungkin ratusan juta rupiah.

Untuk siapa barang itu? Jawabannya bukan untuk masyarakat batanghari. Barang tersebut hanya menumpang lewat saja di daerah yang punya motto serentak bak regam itu. Rakyat hanya menyaksikan berbagai jenis barang, yang mungkin ingin mereka miliki, numpang lewat di hadapan mereka.

Namun yang lebih menyedihkan adalah banyaknya angkutan batubara yang melintas tiap hari. Jumlahnya mungkin antara 400-600 tronton yang mengangkut batubara dari beberapa kabupaten menuju Pelabuhan Talang Duku.

Angkutan itu membawa muatan yang beratnya puluhan ton, yang jelas telah melebihi tonase berdasarkan sumbu kendaraan, dan tak sesuai lagi dengan daya tahan jalan. Akibatnya adalah ruas jalan di Kabupaten Batanghari hancur total. Jalan berubah menjadi kubangan dikala hujan, dan debu beterbangan kala kemarau.

Debu tersebut secara otomatis berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat, terutama mereka yang rumahnya berada di pinggir jalan. "Kami hanya makan debu tiap hari," kata Abddulah, seorang warga kepada penulis. Sedangkan keuntungan yang mereka dapatkan dari banyaknya angkutan batubara itu? "Tidak ada, mereka hanya lewat begitu saja, dan jalan ini tiap hari semakin rusak," sebutnya.

Mereka memang tidak dapat apa-apa dari angkutan batubara yang berseliweran tiap hari, selain bibit penyakit yang terkandung dalam debu, yang masuk ke dalam tubuh mereka. Mereka hanya menjadi penonton di negeri sendiri, penonton yang menahan rasa sakit, diatas kegembiraan dan keuntungan yang diperoleh pengusaha batubara.

Sedangkan pengusaha, yang sudah merusak jalan yang dibuat pemerintah untuk kepentingan masyarakat itu, dibiarkannya hancur lebur, tanpa peduli berapa banyak yang sudah menjadi korban atas kerusakan jalan yang diakibatkan angkutannya.

Rasanya di negeri ini memang sulit menemukan bentuk keadilan. Masyarakat selalu hanya menjadi penonton dan penderita atas modal yang ditanamkan oleh pengusaha. Sementara pengusaha terus berkelimpahan dolar, rakyat terus terkungkung bersama debu yang beterbangan. Semoga saja, pemerintah sebagai pengayon rakyat, bisa menjadi penengah, mencari solusi atas derita yang dialami rakyatnya. Semoga.
Labels: sosial, tambang

Thanks for reading Debu Untuk Rakyat, Dolar Untuk Pengusaha. Please share...!

0 Comment for "Debu Untuk Rakyat, Dolar Untuk Pengusaha"

Back To Top